Sentuhan Dingin di Siang Hari
Hujan, yang awalnya hanya berupa rintik-rintik kecil yang malu-malu, kini mulai merajai suasana. Beberapa hari ini, dia memang setia turun, mengikis kehangatan dengan perlahan namun pasti. Di tengah dingin yang menusuk, saya mendekap si kecil yang terlelap pulas. Kehangatan tubuhnya menjadi satu-satunya perlindungan dari suhu yang mulai merosot tajam. Dengan hati-hati, seolah-olah mengkhianati momen damai ini, saya mulai sedikit demi sedikit membuka tangan saya, berusaha melepaskan diri dari pelukannya tanpa membangunkan. Di luar jendela, irama alam makin membesar. Suara tetesan air hujan yang tadi sunyi kini berubah menjadi dentuman-dentuman kecil di atap dan halaman. Irama ini diiringi oleh suara angin yang menderu— wus wus — sebuah orkestra alam yang membuat dahan dan pepohonan di luar bergoyang hebat, seolah menari dalam badai. Makin lama, percikan air hujan yang terbawa angin mulai menyentuh kaca, bahkan mungkin menembus celah kecil, membuat suasana makin terasa dingin da...