Kerja Keras Boleh tapi Jangan Lupa Siapkan Masa Depan
Semakin ke sini, saya makin sadar… pola pikir saya soal uang dan kerja beda banget dari kebanyakan orang. Dari dulu saya selalu mikir gimana caranya bisa nyisihin uang sebanyak mungkin buat masa depan—buat hari tua, buat pendidikan anak-anak. Saya benar-benar batasi utang, kecuali KPR. Buat saya, rumah itu penting. Pengalaman ngontrak bertahun-tahun bikin saya ngerti rasanya enggak punya tempat tinggal tetap, dan saya enggak mau anak-anak ngalamin hal yang sama.
Yang paling berat? Waktu saya jatuh, bangkrut, di saat anak-anak masih kecil—yang satu masih sekolah, satunya lagi prasekolah. Ini masa-masa paling menguras tenaga, pikiran, dan perasaan. Kebutuhan rumah tangga jalan terus, tapi penghasilan seret. Di dunia kerja swasta, enggak ada jaminan hari tua. Kalau kita enggak siap dari sekarang, ya kita sendiri yang tanggung semuanya nanti.
Saya lihat banyak orang kerja kantoran, tiap bulan gaji masuk, tapi langsung habis buat bayar cicilan, tagihan, dan kebutuhan sehari-hari. Tabungan darurat pun enggak sempat kebentuk. Akhirnya, capeknya malah lebih dalam dari yang kelihatan. Kadang mereka terlihat aman, padahal mental dan fisiknya pelan-pelan terkikis.
Buat saya, jalan wirausaha memang enggak mudah. Tapi justru dari situ saya belajar lebih kuat, lebih bijak, dan lebih sadar arti ‘aman’ yang sebenarnya—bukan soal penghasilan tetap, tapi soal bagaimana kita kelola uang dan pikirkan masa depan.
Yang paling berat? Waktu saya jatuh, bangkrut, di saat anak-anak masih kecil—yang satu masih sekolah, satunya lagi prasekolah. Ini masa-masa paling menguras tenaga, pikiran, dan perasaan. Kebutuhan rumah tangga jalan terus, tapi penghasilan seret. Di dunia kerja swasta, enggak ada jaminan hari tua. Kalau kita enggak siap dari sekarang, ya kita sendiri yang tanggung semuanya nanti.
Saya lihat banyak orang kerja kantoran, tiap bulan gaji masuk, tapi langsung habis buat bayar cicilan, tagihan, dan kebutuhan sehari-hari. Tabungan darurat pun enggak sempat kebentuk. Akhirnya, capeknya malah lebih dalam dari yang kelihatan. Kadang mereka terlihat aman, padahal mental dan fisiknya pelan-pelan terkikis.
Buat saya, jalan wirausaha memang enggak mudah. Tapi justru dari situ saya belajar lebih kuat, lebih bijak, dan lebih sadar arti ‘aman’ yang sebenarnya—bukan soal penghasilan tetap, tapi soal bagaimana kita kelola uang dan pikirkan masa depan.
Komentar
Posting Komentar