Pemilu dan Ilusi Perubahan
Kita selalu diajarkan bahwa pemilu adalah jalan perubahan. Bahwa dengan satu suara, kita bisa menentukan arah bangsa. Tapi setelah sekian kali berganti pemimpin, apa benar sesuatu berubah?
Yang sering terjadi justru sebaliknya. Pemilu menjadi panggung besar tempat orang bodoh tampil percaya diri, dan orang jahat menyamar jadi penyelamat. Di balik baliho dan janji, tersimpan ambisi, bukan nurani. Dan rakyat, lelah tapi mudah lupa, datang ke bilik suara hanya untuk mengulang nasib yang sama.
Demokrasi tanpa kesadaran adalah mesin yang bekerja tanpa arah. Ia tetap berputar, tapi hanya menghasilkan kebisingan, bukan kemajuan. Kita berdebat soal figur, tapi lupa memperjuangkan nilai. Kita sibuk menilai pencitraan, tapi buta terhadap integritas.
Pemilu tidak salah. Yang salah adalah ketika ia dijalankan tanpa akal sehat dan nurani. Karena dalam ruang kosong itu, orang bodoh akan berkuasa lewat kebodohan, dan orang jahat akan menang lewat kelicikan.
Selama kita masih memilih karena uang, fanatisme, atau ketakutan, maka pemilu hanya akan melahirkan wajah-wajah lama dengan topeng yang berbeda.
Perubahan bukan soal siapa yang duduk di kursi kekuasaan, tapi siapa yang berani berdiri dengan kesadaran.
✍️ Ditulis oleh Yogi Purnama
Komentar
Posting Komentar