Refleksi Jiwa: Saat Sempit Ingat, Saat Lapang Lupa

"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali kepada-Nya. Kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Tuhannya. Agar mereka mengingkari apa yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang-senanglah kamu, kelak kamu akan mengetahui (akibatnya)."(QS. Ar-Rum: 33-34)

Ayat ini terasa menampar batin...Karena sungguh, begitulah sifat manusia. Ketika dihimpit masalah, doa tak putus. Air mata jatuh di sepertiga malam, mulut basah menyebut nama Allah — memohon jalan keluar.

Tapi saat Allah beri kelegaan, ketika hidup mulai lapang, perlahan… kita menjauh. Lalai. Terlena. Bahkan tanpa sadar, menduakan-Nya dengan cinta dunia.

Ayat ini seperti cermin. Mengingatkanku: jangan jadikan Allah hanya tempat "darurat". Jangan hanya datang saat sulit, lalu lupa saat tenang.

"Maka bersenang-senanglah kamu, kelak kamu akan mengetahui..."

Ada ironi yang getir dalam kalimat itu. Seakan Allah berkata: “Silakan… kalau kau ingin terus lupa. Tapi ingat, ada akibat yang akan datang.” Ini bukan ancaman, tapi panggilan untuk sadar. Bahwa iman bukan hanya dibuktikan saat butuh, tapi justru diuji saat kita diberi.

Refleksi ini mengajarkanku: jika aku ingin terus dekat dengan Allah, jangan hanya jadikan ujian sebagai pengingat, jadikan juga nikmat sebagai jalan untuk bersyukur. Karena kadang, lupa itu bukan karena susah... tapi justru karena terlalu senang.

Komentar

Postingan Populer