Kembali ke Dunia Nyata: Jangan Biarkan Dunia Maya Mencuri Rasa Syukurmu

Di era sekarang, terlalu mudah bagi kita untuk tenggelam dalam dunia maya—tempat segalanya terlihat indah, mulus, dan sempurna. Kita menyentuh layar lebih sering daripada menyentuh hati orang-orang di sekitar kita. Kita menatap notifikasi lebih lama daripada menatap wajah keluarga kita. Kita terlalu sibuk mengikuti hidup orang lain, hingga lupa menikmati hidup sendiri.

Padahal, dunia maya hanyalah panggung. Banyak yang tampil bukan apa adanya. Senyum yang dipaksakan, pencapaian yang dilebih-lebihkan, dan kesedihan yang disembunyikan. Dunia maya penuh kilau, tapi juga penuh kepalsuan. Jika kita tidak hati-hati, kita akan mulai membandingkan hidup kita yang nyata dengan kehidupan orang lain yang telah dipoles.

Lama-lama, hati bisa menjadi kering. Rasa syukur hilang diganti iri. Kebahagiaan terasa jauh, karena kita terlalu sibuk mencari validasi, terlalu fokus pada pencitraan, dan lupa bahwa hidup sejati ada di luar layar.

Maka, mari kembali ke dunia nyata. Hirup udara pagi dengan kesadaran. Dengarkan suara anak yang tertawa. Rasakan nikmatnya makan sederhana bersama orang tercinta. Itulah hidup yang sejati. Di situlah tempat rasa syukur tumbuh dan mengakar.

Jangan biarkan dunia maya menghapus nikmat yang sudah ada di depan mata. Karena sesungguhnya, syukur itu bukan soal memiliki segalanya, tapi mampu melihat bahwa yang kita punya hari ini adalah anugerah yang luar biasa.

Komentar

Postingan Populer