Pernah ada masa aku menjauh. Bukan karena tidak percaya, tapi karena merasa terlalu kotor untuk mendekat. Aku pikir, bagaimana mungkin aku yang penuh salah ini masih layak datang pada-Nya?
Tapi anehnya, dalam jauh itu, hati tetap memanggil. Dalam diamku, ada suara lembut yang seolah berkata, “Kembalilah. Aku masih di sini.”
Dan aku mulai paham. Allah tidak menunggu aku sempurna untuk mencintai-Nya. Dia justru membuka pintu ketika aku paling hancur, paling rapuh, dan paling malu.
Ternyata hubungan ini bukan soal layak atau tidak. Tapi soal kejujuran seorang hamba yang mau kembali, meski berulang kali pergi.
Hari ini, aku belajar satu hal: Allah tak pernah menjauh. Akulah yang sering lupa arah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar