April 30, 2025

Ujian Hidup: Jalan Sunyi yang Mendekatkan pada Tuhan

Saat dunia terasa berat, justru di sanalah Allah memeluk kita lebih erat. Sebuah refleksi tentang makna ujian, keikhlasan, dan proses pendewasaan dalam cahaya Islam.

Ada masa-masa di mana hidup terasa berat,
langkah seperti tak punya arah,
dan hati dipenuhi tanya—kenapa harus aku?

Saya pernah berada di titik itu.
Titik di mana semuanya terasa sunyi,
meski dunia di luar begitu ramai.
Namun perlahan, saya mulai memahami...
bahwa hidup memang bukan untuk selalu dimengerti,
tapi untuk dijalani dengan penuh kesadaran bahwa ada Tuhan yang selalu melihat.

Hidup di dunia ini tak pernah lepas dari lika-liku.
Tak ada satu pun manusia yang benar-benar hidup tanpa ujian.
Masing-masing kita membawa beban sendiri—entah dalam bentuk kehilangan, kekecewaan, keraguan, atau rasa lelah yang tak bisa dijelaskan.

Sebagian orang mungkin terlihat menjalani hidup seperti tanpa rasa, hanya mengikuti alurnya. Tapi bagi saya, justru ujian-ujian inilah yang menjadi pengingat paling kuat bahwa kita ini lemah, dan sangat membutuhkan Tuhan yang Maha Pengasih.

Dulu saya pikir ujian itu datang untuk menjatuhkan. Tapi kini saya sadar, ujian hadir bukan untuk melemahkan, melainkan untuk menguatkan. Ia melatih hati agar lebih ikhlas, membentuk diri agar lebih bijak, dan membuka mata bahwa proses itu penting—bahwa kedewasaan bukan hasil instan, melainkan perjalanan panjang yang penuh pelajaran.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-Ankabut: 2)

Ujian adalah bentuk cinta dari Allah, cara-Nya mendekatkan kita kembali pada-Nya. Sebab saat tak ada lagi yang mampu memahami, hanya Allah yang benar-benar mengerti isi hati.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Barang siapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka Dia akan memberinya cobaan.”
(HR. Bukhari)

Terkadang kita harus terluka dulu, agar tahu caranya bertahan. Harus kehilangan, agar tahu cara menghargai. Harus jatuh, agar tahu ke mana harus kembali.

Dan tempat kembali terbaik… adalah kepada-Nya.
Di situlah ketenangan sejati, dan dari sanalah kekuatan lahir kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku Masih Dicintai

Pernah ada masa aku menjauh. Bukan karena tidak percaya, tapi karena merasa terlalu kotor untuk mendekat. Aku pikir, bagaimana mungkin aku y...